Pando adalah seekor anak beruang. Ia jantan, tampan, gendut dan pandai. Seperti induk-induk beruang lainnya, ibu Pando juga sering menasihatinya, "Jangan pergi jauh-jauh, Pando. Dekat-dekat saja sama Ibu. Kamu masih kecil. Banyak bahaya jika kamu pergi jauh-jauh. Kamu bisa dimangsa hewan besar, masuk dalam perangkap, atau dipagut ular berbisa!"
Akan tetapi, Pando ingin bertualang. Ia membayangkan senangnya berjalan-jalan di hutan bersama teman. Sayangnya, tak ada anak beruang lainnya yang mau menentang nasihat ibu mereka.
Ketika ibunya lengah, Pando pun pergi sendiri. Mula-mula ia bertemu seekor anak rajawali. Ia mengajak anak rajawali itu bertualang bersamanya. Namun, anak rajawali itu berkata, "Aku tidak suka berjalan. Aku suka terbang tinggi. Kalau kamu bisa terbang, ayo kita bersama-sama mengarungi angkasa!"
"Yaaa, aku tidak bisa terbang. Kata ibuku tulang kami padat, jadi kami tidak bisa terbang!" Kata Pando sedih. "Lagi pula kami, kan, tidak mempunyai sayap!"
"Iya, kata ibuku, kami bangsa burung memiliki tulang yang berongga dan kami mempunyai sayap, jadi kami bisa terbang!" kata anak burung rajawali.
Pando melanjutkan perjalanannya sendirian. Ia bertemu seekor anak zebra yang sedang makan rumput di dekat kawannya. Ketika Pando mengajaknya bertualang, anak zebra berkata, "Wah, kuda zebra dewasa saja tidak berani berjalan sendiri meninggalkan kelompok. Kalau kami sendirian, musuh akan menerkam kami dengan mudah. Kalau berkelompok, musuh akan melihat kami sebagai kesatuan, seperti benda belang hitam putih yang besar sekali. Jadi kita aman!"
Pando pamit dan berjalan lagi. Setiba di sebuah gua besar ia melihat dua ekor anak harimau. Pando memperkenalkan namanya dan menyampaikan maksudnya. Salah seekor anak harimau itu berkata, "Ibu kami sedang berburu. Kami disuruh menunggu di sini, karena ini gua yang aman. Kami tidak boleh keluar." Pando menghela nafas. Susah amat sih mencari teman bertualang.
"Sepertinya tidak ada yang mau ikut bertualang bersamaku!" keluh Pando pada anak-anak harimau itu.
"Saya mau, kok!" terdengar sebuah suara yang halus. Pando menoleh ke arah suara itu. Aaaah, seekor anak ular yang bersisik hitam kekuningan. "Saya juga sendirian, saya kesepian!"
Waaah, Pando siap berlari pergi. Itu, kan, ular berbisa.
"Sana, sana, menjauh dariku. Ibumu pasti ada di dekat sini. Ibumu sangat berbahaya!" Kata Pando panik.
"Tidak, Pando!" Kata anak ular dengan manis. "Sejak lahir, ibuku tidak peduli padaku dan saudara-saudaraku. Malah aku tidak tahu ibuku ada dimana. Kami dibiarkan mencari makan dan berkelana sendiri. Semua saudaraku sudah mati dimangsa, diburu, kepanasan, kedinginan atau kelaparan. Aku serius, aku mau menemanimu bertualang!"
"Ah, kasihan sekali kamu. Ibuku menjagaku baik-baik dan memberiku makanan enak!" kata Pando. Tiba-tiba saja ia teringat pada ibunya. Mungkin ibunya sekarang sedang bingung kehilangan dia.
"Hei, hei, kalian berdua pergilah. Kalau ibu kami datang, kalian berdua dalam bahaya. Ibuku paling tidak suka kalau ada hewan berada di dekat anak-anaknya!" tegur salah satu anak harimau.
Pando tidak merasa aman berteman dengan anak ular. Ia pun pergi berlari sambil berseru, "Maaf ya, teman. Ibuku pasti sedang mencariku. Aku harus pulang!" Tubuhnya yang gemuk pendek bergoyang-goyang ketika berlari. Tiba-tiba..... BHUK! BHUK!
Dua pukulan keras menghantam pantat Pando sampai ia terjatuh. Pando sangat terkejut dan kesakitan. "Mati aku!" Pikir Pando. Dengan gemetar ia bangkit dan menatap penyerangnya. Puuuh, Pando bernafas lega. Di hadapannnya berdiri ibunya dan memandangnya dengan marah.
"Anak nakal! Sudah ibu bilang jangan pergi jauh-jauh. Ini malah mendekati anak harimau dan ngobrol dengan anak ular!" omel Ibu Pando.
"Maafkan Pando, Bu!" Ujar Pando tetap gembira walau dimarahi.
"Bu, ibu ular itu tidak menjaga anak-anaknya. Semua saudara anak ular itu sudah mati!" Kata Pando. "Tetapi Ibu menjagaku dengan sangat baik!"
"Iya, tapi kamu malah bandel!" Kata ibu Pando masih jengkel.
"Bu, aku berjanji akan dekat-dekat ibu selamanya!" Kata Pando sungguh-sungguh.
"Iiih, tidak perlu selamanya!" Kata ibu Pando. "Bila sudah dewasa seperti ayahmu, kamu boleh bertualang kemana saja. Pada waktu itu, kamu sudah bisa melindungi dirimu sendiri. Jadi sabar saja sampai kamu dewasa!"
Wah, Pando senang sekali mendengar penjelasan ibunya.
"Sekarang, aku janji akan belajar dengan rajin, Bu!" kata Pando manja. "Aku juga harus makan yang banyak ya, Bu, supaya cepat besar!"
Ibu Pando tertawa.
"Kasihan, kamu sudah lapar yaaa?" kata ibunya. "Nanti makan yang banyak kalau sudah sampai di rumah." Malu-malu Pando mengangguk. Dan mereka berdua mempercepat langkah menuju rumah mereka.
Pando Mencari Teman Bertualang
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment