Kisah Nuri dan Kenari

            Seekor Kenari tinggal di rumah Pak Joko. Di sebelahnya, rumah Pak Tardi, tinggal pula seekor Nuri. Setiap pagi kedua sangkar burung itu diletakkan di tempat yang berdekatan. Kenari dan Nuri saling bercerita dan bercanda.
             Suatu hari, sangkar Nuri diganti dengan yang baru. Sangkar itu dihiasi ukiran dan berwarna cerah. Nuri senang sekali tinggal di sangkar barunya.
             "Hei, Kenari. Lihatlah sangkarku. Jauh lebih bagus daripada punyamu," kata Nuri pamer.
             "Wah, iya, indah sekali. Pak Joko tak akan mampu membelikan aku sangkar seperti itu," kata Kenari sambil tersenyum.
             "Yah, memang nasibmu yang sial. Tinggal di sangkar jelek terus. Kenari, kamu pasti tidak tahu, bagaimana rasanya tinggal di sangkar yang bagus. Rasanya seperti di surga, haha..."
             Begitulah, hampir setiap hari, Nuri mengejek Kenari dan memamerkan sangkar mewahnya itu. Kadangkala, Kenari sedih juga. Namun ia tetap bersyukur karena Pak Joko baik dan selalu memperhatikannya.
             Suatu sore, turunlah hujan rintik-rintik. Pak Joko bergegas memasukkan sangkar Kenari ke dalam rumah. Sementara itu, Nuri masih berada di sangkarnya di teras rumah. Pak Tardi memang sedang keluar kota. Rupanya Pak Tardi lupa memasukkan sangkar Nuri.
             Hujan turun semakin deras. Nuri bingung dan melompat-lompat di dalam sangkar. Suaranya mencicit-cicit minta tolong. Badannya mulai menggigil kedinginan.
             Kenari yang mendengar teriakan Nuri, ikut mencicit keras. Ia ingin menarik perhatian Pak Joko agar menolong Nuri. Pak Joko ternyata bisa menduga arti cicitan bersahutan Nuri dan Kenari. Segera Pak Joko membawa Nuri masuk ke dalam rumahnya.
             "Untung saja kau ikut berteriak. Pak Joko jadi menolongku. Terima kasih," kata Nuri senang.
             "Kita kan berteman. Jadi harus saling membantu," jawab Kenari.
             "Ya, kita berteman. Tapi sepertinya aku bukan teman yang baik. Aku sering mengejekmu. Ternyata, Pak Tardi hanya mempedulikan sangkarku. Ia tak peduli padaku, sampai membiarkan aku di luar rumah," ucap Nuri sedih.
             "Sudahlah, Nuri. Yang penting kamu sekarang selamat."
             Kedua burung dalam sangkar itu tersenyum ceria. Nuri pun berjanji tidak akan mengejek Kenari lagi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... My Ping in TotalPing.com