Indonesia kaya akan kebudayaan, mulai dari seni pertunjukan hingga busana. Batik salah satunya.
Image Credit: Pameran Batik Klasik Jawa Timur (SP/Reny Mardiningsih)
Melalui gelaran bertajuk 'Back to Nature', Sanggar Jawa Jawi Java bekerja sama dengan Epicentrum Walk berupaya memperkenalkan teknik batik gaya baru bagi generasi muda, yakni tie dye atau batik ikat celup.
Gelaran akan berlangsung di The Oval Plaza, Epicentrum Walk, 18-20 Februari 2011. "Teknik ini membuat motif pada kain dengan cara melipat, mengikat dan mencelup. Seperti jumputan," ujar Sri Sumaningsih Budiarti, salah satu pengelola sanggar Jawa Jawi Java, menjelang gelaran berlangsung.
Dalam gelaran tersebut, sebanyak 1.600 peserta akan memeragakan teknik pencelupan 'tie dye' dengan warna-warna alam. Kemeriahan ini diprediksi akan mencetak rekor MURI kategori pencelupan batik terbanyak secara serempak.
Berbagai pertunjukan seni dan budaya pun siap memeriahkan gelaran tersebut. Mulai tari tradisional, musik, gamelan, wayang kulit, hingga stan-stan belajar membatik, bermain gamelan, angklung, mendalang, melukis kaleng dan layang-layang, serta stan kuliner Indonesia.
Selain itu, berbagai perlombaan digelar seperti fashion sylist, fashion illustrator, fashion drapery, dan fashion photography untuk pelajar, mahasiswa, atau orang tidak memiliki latar belakang fashion sebagai profesi dengan batasan umur 15-35 tahun. Lomba ini menggandeng Ichwan Thoha sebagai juri.
Gelaran akan berlangsung di The Oval Plaza, Epicentrum Walk, 18-20 Februari 2011. "Teknik ini membuat motif pada kain dengan cara melipat, mengikat dan mencelup. Seperti jumputan," ujar Sri Sumaningsih Budiarti, salah satu pengelola sanggar Jawa Jawi Java, menjelang gelaran berlangsung.
Dalam gelaran tersebut, sebanyak 1.600 peserta akan memeragakan teknik pencelupan 'tie dye' dengan warna-warna alam. Kemeriahan ini diprediksi akan mencetak rekor MURI kategori pencelupan batik terbanyak secara serempak.
Berbagai pertunjukan seni dan budaya pun siap memeriahkan gelaran tersebut. Mulai tari tradisional, musik, gamelan, wayang kulit, hingga stan-stan belajar membatik, bermain gamelan, angklung, mendalang, melukis kaleng dan layang-layang, serta stan kuliner Indonesia.
Selain itu, berbagai perlombaan digelar seperti fashion sylist, fashion illustrator, fashion drapery, dan fashion photography untuk pelajar, mahasiswa, atau orang tidak memiliki latar belakang fashion sebagai profesi dengan batasan umur 15-35 tahun. Lomba ini menggandeng Ichwan Thoha sebagai juri.
Sumber: vivanews.com
0 comments:
Post a Comment