Dream High Episode 3

PDVD_076
Episode ini dimulai sedikit mundur ke belakang ketika Presiden Jung memanggil Kang Oh-hyuk ke kantornya. Ia menyerahkan berkas tiga orang anak yang diterima khusus pada Kang Oh-hyuk dan memintanya menemukan mereka sebelum sekolah dimulai. Kepsek Shi diam-diam mengintip dan menguping pembicaraan mereka.
PDVD_000 PDVD_002
“Sepertinya mereka sangat berbakat sampai kau sendiri yang merekomendasikan mereka,” kata guru Kang. “Sebenarnya lebih tepatnya mereka kekurangan sesuatu selain bakat mereka,” sahut Jung, “seorang yang arogan dan penuh prasangka (Hye-mi), seorang pemuda yang plin-plan dengan cita-citanya (Jin-gook), pemuda desa yang bakatnya tersembunyi dari dunia (Sam-dong).”
Oh-hyuk bingung, kalau begitu mengapa harus aku yang menemukan mereka. Jung tersenyum, karena mereka mengingatkan aku padamu. Oh-hyuk masih tak mengerti. “Seperti yang kubilang, mereka kekurangan sesuatu tapi aku merasa mereka akan berhasil,” kata Jung.
PDVD_005 PDVD_008
Di Dam-bong, Sam-dong menarik Hye-mi ke atas panggung. Ibu Sam-dong tertarik melihat putranya menggandeng seorang gadis kota. MC bercanda mengatakan mereka adalah reinkarnasi Lee Mong Ryong dan Sung Chun Hyang (anak pejabat yang jatuh cinta pada putri seorang Gisaeng –versi modernnya adalah drama Delightful Girl Chun Hyang).
MC bertanya nama dan darimana Hye-mi berasal. “Penampilan dan namamu sama-sama menarik,” ujar ibu Sam-dong senang. MC meminta Hye-mi dan Sam-dong menampilkan sesuatu, boleh menyanyi atau menari atau yang lainnya.
PDVD_009 PDVD_012
Hye-mi dengan sopan menolaknya, ia tak mau merusak penampilan Sam-dong. Sam-dong yang ditanyai MC tentu saja menjawab ia akan senang jika Hye-mi mau menemaninya. Hye-mi beralasan lagi kalau ia tidak mempersiapkan kostum. Dengan cepat Sam-dong menjawab bahwa ia memiliki kostum cadangan.
Hye-mi mendelik kesal. Ketika Sam-dong menyodorkan kostum karung padanya, ia berteriak, “Hei!! Itu artinya aku menolak! Apa kau tidak tahu malu?”
Hye-mi mencampakkan kostum itu ke lantai. “Menarikku ke sini untuk mempermalukan diriku. Lalu kau memintaku untuk mengenakan karung beras ini dan menari?! Apa kau mau mati?!”
Sam-dong dan MC terkejut melihat ledakan Hye-mi. “Jangan katakan apapun dan pergilah ke Seoul bersamaku. Kau telah diterima khusus di Sekolah Seni Kirin,” sambung Hye-mi. Ayo pergi, katanya sambil menarik tangan Sam-dong.
Sam-dong menepis tangan Hye-mi. “Apa kau mau mati? Mengapa aku harus ke Seoul bersamamu, dasar tidak sopan?! Tutup mulutmu dan pergi dari hadapanku!” sembur Sam-dong sambil menendang kostum karung.
PDVD_014 PDVD_016
“Apa? Kau tidak berhasil membawa Sam-dong kemari? Mengapa? Apa begitu sulitnya memakai karung beras?” tanya Oh-hyuk pada Hye-mi. “Kau sudah membuat adikku kehilangan pekerjaan dan kau masih mendapat makanan dari rumahku? Keluar!” usir kakak Oh-hyuk.
PDVD_017 PDVD_018
Hye-mi dan Hye-seong berakhir menjadi gelandangan. “Jika saja kau memakai karung beras itu dan menari . Kita tidak akan seperti ini sekarang,” kata Hye-seong yang kedinginan di dalam kardus, lalu Hye-seong memejamkan matanya. Hye-mi berteriak-teriak memanggil Hye-seong.
PDVD_020 PDVD_023
Semua itu tentu hanya bayangan Hye-mi saja. Ia tersenyum manis pada Sam-dong dan mengenakan kostum itu. Dengan senang MC berkata, sekarang kalian benar-benar serasi. Penampilan mereka pun dimulai. Lagunya adalah “Mengenangmu”.
Ibu Sam-dong bersemangat ingin mendengar putranya menyanyi. Namun ia dan penonton lainnya langsung tertawa mendengar nyanyian Sam-dong yang sama sekali fals…pokoknya ngga berbentuk lagu sama sekali. “Apa kubilang, ia sama sekali tidak bisa menyanyi,” kata ibu Sam-dong pada temannya. 
PDVD_027PDVD_036 
Hye-mi melongo, anak seperti ini diterima di Kirin, apa mungkin bakatnya menari? Namun ketika melihat tarian Sam-dong, ia semakin bingung. Tariannya berantakan, jauh dari tarian para murid Kirin. Semua penonton tertawa.
MC berkata sayang Sam-dong tereliminasi dari lomba itu. Sam-dong tidak sedih mendengarnya. Tentu saja, aku memang harus dieliminasi, katanya sambil tertawa. Hye-mi mencibir, setidaknya dia tahu dia tidak bagus. MC bertanya bagaimana tanggapan Hye-mi, apakah setelah melihat penampilan Sam-dong, ia menerimanya?
Hye-mi berpikir sejenak lalu berkata, “Aku menerimanya, jika kau mengabulkan keinginanku. Pergilah ke Seoul bersamaku.” Saking terkejutnya Sam-dong sampai menjatuhkan mic yang dipegangnya. MC senang dengan “reality show” di atas panggung, ia bertanya apa Sam-dong akan pergi ke Seoul bersama Hye-mi? Ibu Sam-dong menunggu jawaban Sam-dong dengan tegang.
“Aku tidak keberatan tapi tidak baik bagi ibuku. Pada musim dingin ia sering terkena sakit pinggang.” Ibu Sam-dong langsung berdiri dan berteriak, “Song Sam-dong akan pergi ke Seoul. Aku akan membiarkannya terbang bebas.” Semua langsung bertepuk tangan. Wow…I like her ^^
PDVD_043 PDVD_044
Bagaimana keadaan di Kirin? Guru Shi Kyung-jin mengatakan ia ingin menambahkan penampilan dance solo dari murid perempuan pada upacara penerimaan siswa baru. Tentu saja ini menjadi kesempatan emas bagi siswa yang tampil untuk mempertunjukkan bakatnya, “Mereka yang ingin melampaui yang lain silakan angkat tangan,” katanya.
Beberapa orang siswi angkat tangan termasuk Baek-hee. Pil-suk hendak mengangkat tangannya, tapi melihat pandangan sebal guru Shi, dia mengurungkan niatnya. Guru Shi bertanya pada para siswi yang mengangkat tangan mengapa mereka mau tampil solo.
Ada yang menjawab, itu pasti keren. Guru Shi tidak senang dengan jawaban itu, ia bertanya pada Jeong Ah-jeong, teman Baek-hee. Ah-jeong berkata ia ingin tampil untuk ibunya yang sudah tiada. Mendengar itu Baek-hee pelan-pelan menurunkan tangannya.
“Dia sering melihatku menari saatku kecil. Jika aku bisa berdiri di panggung, dia akan melihatku dari surga. Aku minta maaf,” kata Ah-jeong sambil mengusap air matanya (yang menurutku tak ada). Guru Shi lanjut bertanya pada Baek-hee. Baek-hee yang terharu mendengar penuturan Ah-jeong merubah pikirannya. “Jika Ah-jeong bisa berdiri di panggung, aku ikut senang, “katanya. Dan yang lain pun berpikiran sama, mereka memberi kesempatan tampil solo itu pada Ah-jeong.
PDVD_052 PDVD_053
Jin-gook dibawa ke rumah sakit oleh guru Kang. Untuk perawatan lebih lanjut, dokter membutuhkan persetujuan pihak keluarga. Oh-hyuk mencari keluarga Jin-gook dari ponsel Jin-gook namun tidak ditemukan kontak dengan panggilan “ayah”, atau “ibu”, atau “rumah” atau panggilan keluarga lainnya. Nama Hyun Mu-jin menarik perhatian Oh-hyuk karena memiliki marga yang sama dengan Jin-gook (Hyun Shi-hyuk). Ia memutar nomor tersebut dan mengabarkan keadaan Jin-gook.
Sementara itu Hye-mi menyerahkan buku perkenalan Kirin pada Sam-dong dan surat rekomendasi dari Direktur Jung. Sam-dong berkata ia tidak ingin pergi, ia bukanlah apa-apa.
Dalam hatinya Hye-mi berkata ia juga berpikir hal yang sama, memangnya Sam-dong itu siapa? Tapi ia tetap berusaha membujuk Sam-dong. Sam-dong bertanya, apa kau naik panggung bersamaku karena hal ini? Dalam hatinya Hye-mi menjawab ketus, “Memangnya kaupikir aku melakukannya karena aku menyukaimu?”
Tapi Hye-mi tersenyum manis dan berkata walau bukan karena hal ini, ia akan tetap naik ke panggung. Sam-dong tersenyum, benarkah? Hye-mi merasa rayuannya sedikit lagi berhasil, ia mendekati Sam-dong dan memegang kedua tangan Sam-dong. “Karena itu beranikan dirimu dan pergilah bersamaku ya.” Hye-mi mengedipkan kedua matanya (anakku juga kalau disuruh gaya genit pasti langsung blink-blink deh^^).
PDVD_059 PDVD_060
Sam-dong terkesima tapi akal sehatnya masih berjalan, tunggu sebentar, biarkan aku berpikir, jadi kau ingin pergi denganku. Dengan manis Hye-mi mengiyakan. Sam-dong langsung meleleh, “wah aku bisa gila. Apa yang harus kulakukan. Ibuku harus ikut bersamaku.”
PDVD_062 PDVD_066
Walau sebenarnya ia menilai Sam-dong kampungan tapi Hye-mi tetap berusaha bersikap semanis mungkin. Sayang, Sam-dong tetap menolaknya,”Maaf, aku tidak bisa pergi.”
“Yaa!! Apa kau mau mati?” seru Hye-mi. Sam-dong langsung melorot di tembok ketakutan hahaha^^. Aku suka penata music drama ini, dia memberikan efek-efek tertentu pada beberapa adegan yang membuat adegannya semakin lucu.
Sam-dong buru-buru keluar mengajak ibunya pulang. Ibunya bingung melihat Sam-dong berwajah pucat. Hye-mi keluar dan tidak menemukannya. Oh-hyuk menelepon Hye-mi, menanyakan perkembangannya.
PDVD_067 PDVD_069
Hye-mi mengomel, direktur pasti buta, bagaimana bisa ia ingin menerima anak seperti itu, dia tidak bisa menyanyi maupun menari. Hye-mi berkata ia belum bisa meyakinkan Sam-dong. Oh-hyuk menyuruhnya pulang, ia akan memikirkan caranya. Hye-mi meminta Oh-hyuk menangani Hyun Shi-hyuk, ia akan menggunakan caranya. “Caramu itu seperti apa?” tanya Oh-hyuk.
“Dengan 36 taktik militer Sun Tzu (taktik milikter terkenal di dunia terutama Asia, padahal cuma ada 13 bab). Dengan kecantikan. Sudah dulu.” Hye-mi menutup teleponnya. Oh-hyuk tersenyum menggelengkan kepalanya, apa itu dengan kecantikan?
Oh-hyuk kebingungan mencari Jin-gook. Ternyata Jin-gook sudah keluar dari rumah sakit. Ia berbicara dengan Hyun Mu-jin, ayahnya, di dalam mobil agar tidak diketahui orang lain. Jin-gook senang melihat ayahnya, ia bercanda bahwa ayahnya datang dengan ajaib dan lukanya bukanlah salahnya. Dengan dingin ayahnya berkata bahwa jika Jin-gook tidak bisa menjalani hidupnya dengan damai lebih baik ia kirim ke luar negeri untuk belajar. Ia sudah sibuk dengan urusan amal dan kantor, tidak ada waktu untuk mengurusi hal lain. Raut wajah Jin-gook langsung berubah.
PDVD_071 PDVD_072
“Jika kau ayahku, hal pertama yang kaukatakan saat melihatku seperti ini adalah, bagaimana keadaanmu? Apa lukamu baik-baik saja? Siapa yang melakukan hal ini padamu? Bawa penjahat itu ke sini! Harusnya seperti itu. Aku ingin mewujudkan keinginanmu dan menghilang. Tapi aku sudah terlalu besar untuk itu sekarang.” Jin-gook keluar dari mobil ayahnya.
PDVD_075 PDVD_073
Dalam perjalanan pulang ke rumah, ibu Sam-dong mengetahui kalau Sam-dong ikut lomba untuk mendapatkan hadiah alat pijat listrik. Sam-dong dengar semua peserta lomba pasti mendapat hadiah baik menang atau kalah. Ia ingin menghadiahkan alat itu untuk hari ulang tahun ibunya minggu depan jadi ia sengaja merahasiakannya.
Setelah sampai, ibu Sam-dong bertanya mengenai Hye-mi. “Apa yang gadis Seoul itu katakan? Dia bilang dia menyukaimu?” Sam-dong menjawab, “tentu saja!” Ibu Sam-dong senang sekali, aku juga menyukainya!
“Halo, ibu!” terdengar suara gadis. Hye-mi muncul dari balik traktor dengan rambut digelantungi sayur. Ternyata ia ikut naik traktor Sam-dong dan bersembunyi di keranjang sayur. Sam-dong terkejut melihat Hye-mi. Hye-mi hanya tersenyum manis.
PDVD_085 PDVD_086
Ibu Sam-dong membaca surat pengantar Direktur Kirin, “Kau bilang ia diterima karena bakat menyanyinya?” Ibu Sam-dong tak mengerti, ia bilang kau bernyanyi dengan bagus, katanya pada Sam-dong. Sam-dong mengelak, tadi kau juga tahu aku kalah kan.
Hye-mi tidak bisa bekata apa-apa. Ibu Sam-dong mencurigai sesuatu, mengapa anaknya disebut berbakat? Sam-dong buru-buru menolak tawaran Hye-mi. Hye-mi tidak mau kalah, tolong pikirkan baik-baik, aku juga akan bersekolah di sana. Ia meminta Sam-dong menghubunginya dan beranjak pergi.
PDVD_090 PDVD_091
Namun celaka, tidak ada lagi bus menuju Seoul dan terlalu jauh jika harus berjalan pulang ke Seoul. Ibu Ssam-dong dengan bersemangat meminta Hye-mi menginap semalam.
Jin-gook pulang ke tempat latihan menari. Ia masih kesal mengingat perkataan ayahnya.  Ia disusul oleh guru Kang. Berbeda dengan reaksi ayahnya. Guru Kang malah langsung menanyakan keadaan dan luka-luka Jin-gook dengan khawatir. Awalnya Jin-gook marah karena bukannya ayahnya, malah orang lain yang begitu cerewet mengkhawatirkannya. Tapi ia langsung roboh. “Perutku…aku lapar…belum makan sejak kemarin.”
PDVD_097 PDVD_102
Guru Kang yang baik hati mentraktir Jin-gook sekaligus membujuknya untuk masuk Kirin. Jin-gook tidak menjawab, ia terus makan.
Hye-mi mendadak sakit perut dan bertanya di mana toilet. Karena toiletnya cukup jauh, ibu Sam-dong meminta Sam-dong untuk mengantar Hye-mi. Hye-mi tadinya ingin pergi sendiri tapi begitu mendengar ada babi hutan berkeliaran, ia berubah pikiran.
Hye-mi tidak bisa menyelesaikan “urusan”nya dengan nyaman karena khawatir Sam-dong bisa mendengarnya. Ia meminta Sam-dong menutup telinganya. Tapi ia tidak yakin Sam-dong sudah menutup telinganya jadi ia menyuruh Sam-dong menyanyi saja.
Sam-dong sedikit kesal karena Hye-mi banyak permintaan padahal ia sudah kedinginan menunggu lama di luar toilet. Ia menyuruh Hye-mi saja yang menyanyi. Terpaksa Hye-mi menyanyi. Ia melantunkan lagu “Only Hope”-nya Mandy Moore (OST A Walk to Remember, sad movieL). Sam-dong terpesona mendengar nyanyian Hye-mi.
PDVD_107 PDVD_109
Nyanyian Hye-mi merupakan keajaiban bagi Sam-dong. Ia betul-betul meresapi tiap nadanya.
PDVD_113 PDVD_114
Saat mereka berjalan pulang, Hye-mi berkata Sam-dong boleh menertawakannya karena menyanyi di saat buang hajat. Ia minta Sam-dong melupakan kejadian barusan. Tadi tidaklah lucu, nyanyianmu sangat enak didengar, kata Sam-dong sungguh-sungguh.
Hye-mi berkata, lain kali jika kau mendengarku menyanyi kau akan mengeluarkan uang banyak. Ia berjalan pergi namun terpeleset. Untung Sam-dong dapat menangkapnya sebelum terjatuh. Sam-dong memegang tangan Hye-mi dan menuntunnya pulang.
PDVD_118 PDVD_119
Guru Kang masih berusaha meyakinkan Jin-gook. “Murid yang diterima khusus sangatlah beruntung. Ini adalah perintah khusus direktur.” Jin-gook yang kekenyangan setelah makan bermangkuk-mangkuk (7 lho keliatannya) bertanya, “apakah aku bisa menjadi terkenal?”
Tentu saja, kata guru Kang, jika kau berusaha keras. “Apa aku akan setenar Michael Jackson?” tanya Jin-gook lagi. Kang tidak mau berbohong, asal kau bekerja keras. “Berapa presentase kemungkinannya (menjadi setenar Michael Jackson)?” tanya Jin-gook.
“Aku ingin mengatakan 100% tapi aku tidak bisa berbohong. Aku ini seorang guru, “ jawab guru Kang. 50%? 30%? Sebenarnya 0% kan, sindir Jin-gook.
“Ah kalau mau dibilang, 0,00001% tergantung keberuntunganmu,” jawab Oh-hyuk akhirnya. Jin-gook tentu saja tidak terkesan, ia pergi meninggalkan Oh-hyuk. Karena pekerjaannya yang di ujung tanduk, guru Kang mengejar Jin-gook dan mencerewetinya tentang kualitas Kirin.
PDVD_120 PDVD_122
Jin-gook tidak mau mendengarkan penjelasan Oh-hyuk, “Lupakan. Kau bilang hanya ada kemungkinan 0,00001%.” Jin-gook masuk ke dalam lift. Oh-hyuk menahan pintu lift Jin-gook, ia bertanya Jin-gook mau ke lantai berapa. Lantai 11, sahut Jin-gook, ia mau bermain billiard.
Guru Kang mengeluh, mengapa ruang billiarnya tidak dilantai 5. “Bagaimana…. bagaimana jika kau naik ke lantai 11 dengan lift, dan aku menggunakan tangga ke lantai yang sama. Kemungkinan aku sampai duluan adalah 0,00001%. Jika aku sampai duluan berarti itu bukanlah tidak mungkin bukan?” Jin-gook tertawa tak percaya mendengar ide Oh-hyuk.
Jadi aku akan naik dengan tangga, jika aku sampai duluan, kau harus mempertimbangkan masuk Kirin, kata Oh-hyuk. Baiklah, kata Jin-gook. Oh-hyuk memberi aba-aba 1,2,3, lalu ia berlari sekencang-kencangnya. Pintu lift Jin-gook tak juga menutup, haha…Oh-hyuk meninggalkan satu sepatunya untuk menghalangi pintu lift menutup (lumayan buat nambah waktu).
PDVD_123 PDVD_126
Jin-gook memungut sepatu itu dan tersenyum. Oh –hyuk terus berlari ke atas, tapi celakanya tiap lantai ternyata sampai F, jadi 1A-1F, terus 2A-2F, begitu seterusnya sampai 11F, jadi berapa tingkat tuh, 60? Sementara itu Jin-gook menari di dalam lift menggunakan sepatu Oh-hyuk. Ia merenung.
Siapa yang tiba duluan? Jelas Jin-gook. Tapi entah mengapa dalam hatinya ia berharap Oh-hyuk yang sampai duluan. Ia berjalan keluar lift. Namun saat kakinya mau melangkah ke luar lift, ia berhenti. Ia membiarkan pintu lift menutup kembali.
PDVD_129 PDVD_135
Oh-hyuk berjuang keras untuk sampai di lantai 11, 11F tepatnya. Begitu sampai ia tergeletak kelelahan dan bergumam puas pada dirinya sendiri, “aku duluan.” Pintu lift terbuka dan Jin-gook melangkah keluar.
Oh-hyuk tersenyum, “kau lihat? O,00001%.” Jin-gook tersenyum dan berjongkok di sampingnya. “Jangan pikir kau menang. Aku tiba duluan tapi aku tidak keluar.” Oh-hyuk menyadari Jin-gook sudah mempertimbangkan unutk masuk Kirin. Jin-gook tersenyum dan bertanya apa di rumah Oh-hyuk ada kamar kosong. Tanpa pikir panjang Oh-hyuk menjawab ada. Jin-gook tersenyum, hidup barunya bisa dimulai.
PDVD_136 PDVD_138
Sam-dong mengantar Hye-mi ke tempat perhentian bus. Sam-dong menemukan gantungan Hp di tanah berbentuk bintang. Ia bertanya apakah itu milik Hye-mi. Hye-mi ingat gantungan Hp itu Baek-hee yang membelikannya. Ia memberikan gantungan itu pada Sam-dong.
Sam-dong ingin mengatakan sesuatu tapi tak jadi. Ia menyuruh Hye-mi naik ke bus. Hye-mi bekata, “Kau harus datang ke Kirin, Ok?” Sam-dong tetap pada pendiriannya. Hye-mi tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Sam-dong melihat gantungan bintang di tangannya dan mulai berlari mengejar bus Hye-mi. Ia berhasil. Hye-mi membuka jendelanya. “Aku hanya ingin bertanya satu hal. Kemarin…kemarin, mengapa kau naik ke panggung bersamaku?” tanya Sam-dong terengah-engah.
Melihat peluang terakhir yang dimilikinya, Hye-mi tersenyum, “Apa yang harus kukatakan? Aku melakukannya agar kau mau pergi ke Kirin bersamaku.” “Jika itu karena kau menyukaiku….” “Aku menyukaimu. Itulah sebabnya aku mau naik ke panggung bersamamu. Jadi…pergilah ke Seoul bersamaku.”
PDVD_146 PDVD_147
Sam-dong terpana menyaksikan Hye-mi tersenyum manis. Jantungnya berdegup kencang. Ia mendekat dan hendak menciumnya. Namun panggilan supir bus membuyarkan lamunannya. “Tidak…aku tidak pergi..selamat tinggal.” Hye-mi langsung kesal, “Kau harus datang…aku bilang aku menyukaimu.”
PDVD_150 PDVD_153
Sam-dong membalikkan badannya membelakangi bus. Ia menggenggam gantungan bintang itu dan berusaha meyakinkan dirinya. “Ia bohong….pasti ia bohong. Gadis itu racun. Jangan terpengaruh, Sam-dong.”
Baek-hee tak sengaja bertemu dengan Ma Doo-shik. Ia masih mengira Doo-shik adalah supir Hye-mi dan mneyerahkan barang-barang yang pernah diberikan Hye-mi selama persahabatan mereka untuk dikembalikan pada Hye-mi. Doo-shik memberitahu yang sebenarnya, bahwa ia bukanlah supir Hye-mi dan keluarga Hye-mi sudah sangat bangkrut. Baek-hee tercekat. Ia segera pergi ke rumah Hye-mi dan mendapati kalau Hye-mi tidak lagi tinggal di sana. Diam-diam ia menangis, menyesali mengapa Hye-mi tidak memberitahukan padanya.
PDVD_157PDVD_155
Di Kirin, Oh-hyuk bertemu dengan Jung bersama Yang jin-man. Jung bertanya bagaimana pencarian ketiga anak tersebut. Oh-hyuk menjawab sebelum sekolah dimulai, ia pasti sudah menemukan ketiganya. Jung mengangguk lalu memperkenalkan Jin-man pada Oh-hyuk.
Oh-hyuk menatap Jin-man. “Kau Yang Jin-man?” Jung terkejut, kalian saling mengenal satu sama lain? Oh-hyuk berkata tentu saja aku mnegenalnya tpi Jin-man berkeras ia tidak mengenal Oh-hyuk. Seseorang….bukan, dua orang memperhatikan ketiganya dari balkon. Ayah dan anak, Kepsek dan Guru Shi. Mereka membicarakan gaya kepemimpinan Jung yang mereka anggap seenaknya dan lama-lama akan membuat sekolah hancur.
PDVD_161 PDVD_162
Stasiun TV menelepon sekolah, ingin meliput upacara penerimaan siswa baru Kirin karena kabarnya ada tiga murid yang direkrut secara khusus. Kepsek Shi biasanya menolak dengan keras. Tapi kemudian ia menyadari bahwa ini adalah kesempatan untuk menunjukkan pada Jung bahwa pilihannya adalah salah. Ia mengijinkan stasiun TV itu untuk meliput.
Sementara itu Oh-hyuk terus bertanya bagaimana bisa Jin-man tidak mengenalinya. Jin-man tidak menghiraukannya. “Dulu kita sama-sama ingin menjadi penyanyi dan kita bersekolah di sekolah yang sama,” Oh-hyuk mengingatkan. Jung tersenyum melihat mereka berdua.
Jung tidak bisa mengantar Jin-man melihat-lihat sekolah. Oh-hyuk langsung menawarkan diri dengan bersemangat. Begitu mereka tinggal berdua, Jin-man langsung menarik kerah Oh-hyuk.
“Aku ingat semuanya dengan tepat. Aku juga ingat kau memintaku menjadi penyanyi bersamamu. Tapi kau tidak tampil pada hari pertama siaran dan aku harus membayar denda kontrak dengan memberikan uang muka apartemenku. Jika aku tahu kau di sekolah ini, aku pasti tidak akan datang. Jadi jangan pernah bilang kau mengenalku, mengerti?” Oh-hyuk yang tercekik langsung mengangguk, aku mengerti.
PDVD_167 PDVD_169
Hye-mi pulang ke rumah Oh-hyuk. Saat ia masuk ke dalam rumah, ia terkejut melihat pemandangan di depannya. Jin-gook yang hanya mengenakan sehelai handuk di pinggang. Dan detik berikutnya handuk itu melorot ke lantai. Keduanya berteriak histeris.
PDVD_170 PDVD_172
Oh-hyuk menjelaskan bahwa Jin-gook juga diterima secara khusus. Hye-mi protes mengapa ia juga harus tinggal di sini. Oh-hyuk berkata hidupnya hancur, apalagi yang dapat ia lakukan. Hye-mi menjelek-jelekkan Jin-gook. “Kau tidak melihat wajahnya yang habis dipukuli? Dia berkelahi setiap hari untuk bertahan hidup. Dan lagi dia juga gila.” Apa jadinya ya kalau Hye-mi tahu Jin-gook dipukuli karena mencarinya?
Jin-gook yang mendengar dari luar kamar langsung tersedak, menyemburkan air pada Hye-seong yang sedang makan roti hehe…
PDVD_173 PDVD_177
Hye-mi terus protes, kakakmu akan marah. Oh-hyuk membela Jin-gook, ia akan membayar sewa tepat waktu. Kau ini idiot, membawa gangster masuk dalam rumahmu hanya karena uang, kata Hye-mi. Kalian juga tinggal dalam rumah musuhmu, sahut Oh-hyuk. Jadi kau menyadari kita ini musuh, kukira kau tidak tahu, ujar Hye-mi tajam. Oh-hyuk terdiam.
Jung membuka pintu kelas percobaan. Ruangan itu tak terawatt dan acak-acakan. Jung duduk dan merenung. Ia meihat tulisan di atas salah satu meja, yang pernah ditorehkan siswa-siswa yang pernah masuk dalam kelas itu. Berjuang! Aku ingin menjadi penyanyi! Neraka! Jung terpekur.
PDVD_179 PDVD_181
Kepsek Shi menemuinya dan melaporkan bahwa ia telah mengijinkan reporter untuk mengambil berita saat upacara penyambutan siswa baru. Bukankah biasanya upacara itu tertutup, mengapa mendadak kau ingin membukanya pada umum, tanya Jung. Kepsek berkata, itulah yang kupikirkan, mengapa kita tidak membukanya, sahut Kepsek (mengembalikan kata-kata Jung padanya beberapa waktu lalu). Jung mengerti ada niat terssembunyi dari Kepsek Shi. “Benar, tidak ada alasan tidak membukanya pada public,” kata Jung sambil tersenyum. Giliran Kepsek yang bingung, mengira Jung akan menentang namun malah dengan mudah menyetujuinya.
PDVD_183 PDVD_184
Seragam dibagikan pada para siswa baru. Jo In-sung (teman Jin-gook) mengambil sebuah rok berukuran besar dan mentertawakannya. Semua ikut tertawa. Menyadari itu pasti miliknya, Pil-suk keluar dari barisan dan bersembunyi.
PDVD_185 PDVD_190
In-sung akan membacakan nama yang tertera dalam rok seragam itu. Pil-suk menutup wajahnya dengan takut. “Itu milikku,” terdengar seseorang mengaku. Pil-suk terkejut dan menoleh. Jason merebut rok itu dari In-sung. “Itu rok, pakaian wanita,” ujar In-sung, “laki-laki mengenakan celana.”
Semua pria dan wanita mengenakan celana, apa wanita yang mengenakan celana juga disebut pria, sahut Jason. In-sung masih protes. “I’m saying that it’s mine,” kata Jason akhirnya meninggalkan In-sung yang kebingungan. Baek-hee tahu Jason sedang melindungi pemilik rok tersebut.
Pil-suk duduk menyendiri. Jason melihatnya. Tanpa bicara apapun, ia menggantungkan seragam itu di dekat Pil-suk dan berjalan melewatinya. Pil-suk yang memang sudah tertarik dengan Jason sejak pertama bertemu, tambah terpesona. Terima kasih, gumamnya.
PDVD_193 PDVD_194
Baek-hee terkejut melihat Hye-mi datang ke Krin. Hye-mi menghampirinya. Mengapa kau disini? Bagaimana kau bisa ke sini? Tanya Baek-hee.
Apa kau tidak tahu, aku diterima secara khusus, kata Hye-mi dengan sombong. Para murid baru bingung, mereka tidak pernah mendengar tentang itu sebelumnya, bukankah Hye-mi gagal saat audisi?
Hye-mi yang gengsinya tinggi berkata, “Aku tidak gagal, aku hanya tidak perlu mengikuti audisi.” Baek-hee mendekati Hye-mi dan meminta bicara di luar. Hye-mi menolak dengan kasar dan menyuruh Baek-hee mengatakannya langsung. Aku mendengar tentang keluargamu, kata Baek-hee, ayahmu bangkrut.
Mata Hye-mi terbuka lebar, menyadari yang lain sedang memperhatikannya. Ia pergi meninggalkan Baek-hee. “Hye-mi-ah!” Baek-hee mengejarnya. Saat mereka hanya berdua, Hye-mi memarahi Baek-hee karena telah mengatakan keadaannya di depan semua orang. Bukan salah Baek-hee sih kan tadi Hye-mi yang ngga mau bicara berdua.
PDVD_198
Baek-hee yang mengetahui adat temannya ini langsung memeluknya dan meminta maaf. Hye-mi menepisnya tapi Baek-hee mempererat pelukannya. Aku benar-benar tidak tahu bagiaimana bisa seperti ini, kata Baek-hee, aku minta maaf, jika saja aku tahu lebih awal…
Hye-mi mendorongnya. Hal yang paling tidak diinginkannya adalah dikasihani. Ia adalah Go Hye-mi . Dan lagi Baek-hee mengingatkannya akan impiannya yang harus dibuang yaitu Juilliard. Hye-mi menutupi perasaan sedihnya dengan melampiaskannya pada Baek-hee. Sekali lagi ia mengejek Baek-hee sebagai Hye-mi-bba (sandal Hye-mi), dan dunia menyanyi adalah dunia miliknya bukan dunia Baek-hee. Baek-hee terluka.
PDVD_202 PDVD_205
“Kau bertanya bagaimana rasanya menjadi kelas tiga. Aku masih belum tahu. Kurasa kau tahu,” kata Hye-mi. Baek-hee menatap Hye-mi sambil meneteskan air mata, ia merasa terpukul dan terhina. Hye-mi meninggalkan Baek-hee.
PDVD_206 PDVD_208
Para siswa lain yang mendengar dari luar tentu saja lebih memihak Baek-hee. Dalam hal ini Baek-hee tidak salah dan lagi mereka juga melihat kejadian saat audisi. Ketika Hye-mi berjalan melewati mereka, seseorang menjulurkan kakinya dengan sengaja hingga Hye-mi terjatuh. Dengan segera Hye-mi bangkit berdiri dan memelototi mereka lalu berlalu seperti tidak terjadi apa-apa. Baek-hee segera dihibur oleh para siswa yang lain. Ah-jeong bahkan ingin mentraktir ddeobokki (nyam…enak…). Baek-hee mengingatkan Ah-jeong harus berlatih.
PDVD_215
Itu adalah alasan yang dikemukakannya karena ia ingin menemui guru Shi. Ia meminta diberi kesempatan untuk tampil solo. Guru Shi memperbolehkan asal Baek-hee yang memberitahukannya pada Ah-jeong bahwa mereka berdua akan diaudisi untuk memutuskan siap yang akan tampil solo. Merasa bersalah pada Ah-jeong, Baek-hee langsung bimbang. Ia tidak sanggup melakukannya.
Guru Shi tersenyum sinis, kalau begitu kau tidak bisa tampil solo. Dengan segera Baek-hee berkata ia tidak merasa bersalah dan akan melakukannya. Tapi sesuatu dalam hatinya tetap menahannya sampai guru Shi mengatakan sesuatu. “Kulihat kau masih merasa tidak nyaman. Kuberitahu sesuatu. Ibu Ah-jeong tidak meninggal. Dia bercerai dan tinggal di Amerika. Aku menganggapnya tidak apa-apa ia berbohong karena ia ingin tampil solo. Ambisinya patut dipuji. Dan juga kuberi kau nasihat.”
PDVD_219 PDVD_221
Entah nasihat apa yang diberikan oleh guru Shi. Hye-mi membuka locker Ah-jeong dan melihat sepatu menari Ah-jeong. Hatinya bergumul. Ia menutup kembali locker itu tapi tak lama ia membukanya dan mengambil sepatu Ah-jeong.
Sam-dong bersenandung lagu “Only Hope” yang pernah dinyanyikan Hye-mi. Ibunya diam-diam mendengar, “suaramu bagus.” Sam-dong terkejut. “Kukira kau tidak bisa menyanyi,” kata ibunya.
Ibu Sam-dong bertanya mengapa selama ini Sam-dong menyembunyikannya. Sam-dong masih mengelak dengan berkata nyanyian sorang pria jantan tidak layak didengar. Ibunya menyadari Sam-dong mengetahui kebenaran tentang ayahnya, bahwa ayahnya adalah seorang penyanyi.
Sam-dong pikir ibunya membenci ayahnya karena itu ibunya juga akan membenci nyanyian. Kau tidak ingin aku khawatir maka kau berpura-pura tidak tahu dan menyembunyikan bahwa kau bisa menyanyi, tebak ibunya.
Aku suka menyanyi, kata ibu Sam-dong sambil menangis, kami saling mengenal karena sebuah lagu. Setelah aku mengenal ayahmu, kami mempunyai anak yang begitu berharga, bagaimana bisa aku membenci nyanyian? Benarkah, tanya Sam-dong lega sekaligus sedih.
PDVD_228 PDVD_229
Tentu saja, bagaimana kau bisa begitu bodoh, kata ibunya. Sam-dong menangis, aku tidak bodoh. Melewatkan kesempatan pergi ke Seoul, kau sebut dirimu tidak bodoh, kata ibunya lagi. Sam-dong menunduk.
PDVD_230 PDVD_233
Jin-gook melihat Hye-mi dikata-katai oleh siswi lain di halte bis. Ia juga melihat stoking Hye-mi yang robek akibat terjatuh tadi. Hye-mi tidak mempedulikan orang-orang yang mengata-ngatainya. Jin-gook memanggil Hye-mi dan menyuruhnya duduk di sampingnya. Hye-mi menurut. Jin-gook memasangkan sebelah earbudnya pada Hye-mi. Hye-mi bingung, tidak terdengar apa-apa.
PDVD_234 PDVD_237
Ternyata earphone Ji-gook tidak terhubung ke manapun. Jin-gook berkata ini adalah cara yang paling baik saat kau tidak ingin mendengarkan perkataan orang lain. Tidak ada teman, tapi berpura-pura ada. Hye-mi mengeti. Ia memasang kembali earbud itu dan mulai tersenyum seakan-akan ia mendengar lagu.
PDVD_238 PDVD_239
Jason mendapat lollipop di pintu lockernya. Dari Pil-suk. Sam-dong memandangi gantungan bintang di tangannya.
PDVD_240 PDVD_241
Guru Shi mengaudisi Ah-jeong dan Baek-hee. Keduanya berusaha tampil sebaik mungkin. Tapi tiba-tiba Ah-jeong berteriak. Saat ia mengeluarkan kakkinya dari sepatu, kakinya berdarah. Di dalam sepatu ditemukan paku payung. Baek-hee terlihat terkejut dan buru-buru membawa Ah-jeong untuk dirawat. Guru Shi juga terkejut, siapa yang tega melakukan hal seperti ini. Masa sih ngga bisa nebak?
PDVD_245 PDVD_247
Hari upacara penerimaan siswa baru. Tiga berita utama dalam upacara kali ini: mengapa kepsek menyetujui peliputan acara ini, siapa siswa yang direkrut khusus, siapa yang akan menampilkan solo?
Sam-dong tiba di Seoul. Hye-mi meyakinkan Oh-hyuk bahwa Sam-dong akan datang tapi sebenarnya ia juga merasa gugup. Sam-dong kebingungan mencari cara untuk bisa ke Kirin. Ia tersesat dalam bandara yang luas. Lalu ia juga menemukan seorang anak kecil yang tersesat.
PDVD_252
Acara sudah akan dimulai. Jin-gook, Hye-mi dan Oh-hyuk sangat gugup karena Sam-dong belum datang juga.
Acara dibuka oleh Kepsek Shi. Tidak kelihatan Jung menghadiri acara itu. Tarian pertama dibawakan oleh sekelompok penari yang dipimpin Jason. Tak sadar, Jin-man ikut bergoyang hehe…
Sementara itu Sam-dong masih menunggui anak kecil yang tersesat di bagian informasi. Ia tidak tega meninggalkannya sendiri. Hye-mi mulai putus asa.
PDVD_261 PDVD_264
Akhirnya tibalah penampilan solo oleh Baek-hee. Kita mengetahui nasihat yang disampaikan oleh guru Shi saat itu: apa kau tahu apa yang lebih penting dari teman di tempat ini? Saingan. Seseorang yang ingin kau jatuhkan. Karena hal itulah yang akan membuatmu berkembang.
PDVD_265 PDVD_270
Baek-hee mengakhiri penampilan solonya dengan memandang Hye-mi penuh percaya diri dan mengecup liontin K-nya. Hye-mi balik menatapnya.
PDVD_273

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... My Ping in TotalPing.com