Putri Warna Warni

Di sebuah hutan yang lebat, jauh dari keramaian manusia, hiduplah seorang ibu tua yang mempunyai seorang anak perempuan yang cantik rupawan. Tapi ada suatu keunikan pada anak itu. Kulit tubuh anak perempuan itu bisa berubah-ubah warnanya. Jika ia duduk di atas rumput, kulitnya berubah menjadi hijau. Jika ia makan buah sawo, kulitnya berubah menjadi coklat. Dan pada saat malam tak berbintang, kulitnya menjadi hitam kelam. Ia pun dijuluki Si Putri Warna-Warni dan sering diolok-olok.

Karena itu, ia hanya punya satu teman, yaitu si Bunglon, “Wahai, putri warna-warni yang baik hati, apa yang sedang kau pikirkan? Mengapa wajahmu muram sekali, padahal matahari bersinar cerah!”

“Oh Bunglon sahabatku, aku malu dengan keadaanku. Aku tak punya teman manusia karena semua orang menganggap aku aneh dan menggelikan. Bahkan, lebih buruk lagi, banyak yang takut padaku.” Sang putri berkata. ”Aku tak takut padamu. Kau baik hati dan selalu sayang pada semua hewan di hutan ini. Aku senang berteman denganmu, putri.” sang bunglon berusaha menghibur sang putri.

Putri Warna-Warni dan Bunglon memang berteman baik. Mereka pun bermain di hutan sampai malam datang. Bulan yang bersinar cerah membuat hutan kelihatan berkilauan. ” Waaah...bulan terlihat sangat cantik malam ini, Bunglon! Lihat! Sinarnya yang keperakan menembus sela-sela pepohonan.” sang putri berkata sambil terus menatap bulan di langit. ” Bukan hanya bulan yang tampak cantik malam ini, Putri. Dirimu sendiri terlihat berkilauan terkena cahaya bulan.” sang bunglon berkata.
”Ah, kau pasti hanya ingin menyenangkan aku kan, Bunglon.” sang putri berkata, tiba – tiba terdengar suara dedaunan terinjak, sang putri pun kaget dan berteriak, ”Hah, siapa itu? Siapa kau? Tunjukkan dirimu!” Tiba – tiba terdengar suara langkah kaki dan muncullah seorang pangeran, ” A...aku ...aku pangeran dari negri seberang...aku tertinggal rombongan saat berburu kijang tadi siang...aku tak bermaksud jahat...aku hanya..terpesona..”

”Oh jadi kau yang membuat kawanan kijang lari ketakutan tadi siang? Huh, pemburu tak tahu diri. Jangan macam-macam kau!” sang putri berkata dengan ketus. ”Maafkan aku... menurut kebiasaan, setiap pangeran harus mahir berburu...tapi putri...aku bersedia meninggalkan kebiasaan itu jika...jika kau mau ikut aku ke istana Tidak hanya cantik, kau juga pemberani dan baik hati...aku ingin menjadikanmu permaisuriku. Kalau kau setuju, aku akan menjemputmu 3 hari lagi.” sang pangeran berkata.

Putri Warna-Warni sangat terkejut mendengar permintaan sang pangeran. Segera ia berlari kembali ke rumah untuk meminta pendapat sang ibu. Putri Warna-Warni dan sang ibu akhirnya setuju untuk diajak ke istana. Putri begitu bahagia membayangkan akan hidup di istana dan serba berkecukupan. Saking senangnya, putri sampai bermimpi tentang pernikahannya. Tapi ia juga bermimpi tentang hal lain. Ia bermimpi bahwa sang Pangeran sedih setelah mengetahui bahwa kulit Putri warna-warni berubah-ubah terus. Kadang terlihat cantik, kadang terlihat jelek. Mimpi itu membuat Putri gelisah.
Putri masih mempunyai waktu 2 hari sebelum dijemput sang Pangeran. Ia menghabiskan waktu dengan berpikir dan berdoa, mohon petunjuk Yang Maha Kuasa. Ketika malam menjelang, Putri Warna-Warni kembali bermimpi. Seorang pertapa sakti muncul di mimpinya, ”Hai putri yang cantik. Mudah sekali cara menyembuhkan perubahan warna kulitmu itu. Makanlah daging bunglon temanmu itu, maka kulitmu akan normal kembali.” sang pertapa dalam mimpi tersebut berkata.

Ketika terbangun, putri langsung menceritakan mimpinya kepada si Bunglon sahabatnya. Dan ternyata, Bunglon mengalami mimpi yang sama! Dan akhirnya si Bunglon pun berkata, ” Sahabatku yang baik, mimpiku juga sama dengan mimpimu. Seorang pertapa sakti memintaku untuk bersedia memberikan tubuhku untuk kesembuhanmu. Aku bersedia membantumu, Putri, asal hidupmu bahagia bersama Pangeran.”

”Tak mungkin aku melakukan itu, Bunglon! Tak mungkin! Kau satu-satunya sahabatku, tak mungkin aku mau memakanmu!” sang putri berkata. Tapi si bunglon tetap meminta sang putri untuk memakannya, demi kesembuhan sang putri. ”Tak akan kulakukan itu, Bunglon sahabatku. Tak akan, sampai kapan pun! Biarlah aku tak jadi permaisuri, harta-benda tak penting bagiku. Biarlah aku menjadi Putri Warna-Warni seperti ini saja.” sang putri tetap pada keputusannya.

Tepat setelah Putri mengucapkan kata-kata itu, terjadi perubahan yang menakjubkan! Kulit Putri Warna-warni yang tadinya berwarna coklat karena duduk di batang pohon, tiba-tiba perlahan berubah menjadi kuning langsat. Kulitnya sangat indah dan halus. Itu karena Putri telah membuktikan bahwa ia berhati mulia. ia tak mau mengorbankan temannya demi kesenangan pribadi. Teman yang baik itu memang harus saling menyayangi ya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... My Ping in TotalPing.com